Ya, muak!
Entah kenapa yang muncul malah perasaan muak.
Muak saat mendengar teriakan kalian!
Muak saat mendengar perdebatan kalian!
Muak saat mendengar perselisihan kalian, yang seringkali tak masuk akal!
Muak saat melihat tingkah konyol kalian yang kekanak-kanakan!
Muak saat menyadari semua telah jauh berubah . . .
Muak saat harus menyimpan semua ini sendiri . . .
Muak saat harus pura-pura tak mengerti disaat kalian sedang berpura-pura . . .
Muak saat kalian bertanya 'kenapa', padahal kalianlah yang telah menciptakan atmosfer seperti sekarang . . .
Muak saat kita pergi bersama, tertawa, seolah bersenang-senang . . .
Padahal itu hanya kepura-puraan lain dari bentuk surga yang kalian impikan, sedangkan kita sebenarnya sedang berdiri di atas neraka yang kalian ciptakan . . .
Marah?
Ya, aku memang marah . . .
Tapi pantaskah?
Kepada siapa aku harus marah?
Pada kalian? Pada keadaan? Atau pada diriku sendiri yang merasa muak dan marah?
#20140104
* * * * * * * * * *
Puisi lainnya: Ketika Harus Mengatakan, "Sorry, Good Bye" Beri Aku Waktu Buntu Ataukah Memang Tak Berujung? Ingin Bumi . . . Hentakan Hujan Cinta (Aku malu mengungkapkannya) Gadis Amarah Awal Sebuah Cerita (Sebuah Catatan Untukmu) Back (Naluri yang Tak Hilang) Benci Secret Admirer Perasaan yang Mendalam Lepas
No comments:
Post a Comment