Merangkak, melangkah, berjalan, bahkan setengah berlari.
Tapi, seperti tanpa ujung.
Seolah berada dalam kumparan.
Selalu kembali ke titik awal.
Seperti tak melangkah barang setapak.
Ada apa?
Otak seperti dipenuhi kekusutan yang sulit terurai.
Bagaimana meluruskannya?
Pada siapa harus bertanya dan mengeluhkan gulana?
* * * * * * * * * *
Puisi Lainnya: Ketika Harus Mengatakan, "Sorry, Good Bye" Beri Aku Waktu Ingin Bumi . . . Hentakan Temani aku, ya! Sissy . . . Hujan Cinta (Aku malu mengungkapkannya) Muak Gadis Amarah Awal Sebuah Cerita (Sebuah Catatan Untukmu) Back (Naluri yang Tak Hilang) Benci Secret Admirer Perasaan yang Mendalam Lepas
No comments:
Post a Comment