Ibarat dahaga jiwa, kehausan akan rasa yang telah lama menghilang dari (entah apa?)
Seperti siang hari di musim semi, sepanjang itulah aku menghitung tiap hentakan malam.
Seperti menanti hadirnya bunga di musim gugur, rindu ini nyaris tanpa pengharapan...
Namun ini terasa hangat dan indah, menggairahkan semangat yang pernah terkubur jauh di dasar bumi.
Ini getar...
Ini debar...
Menggelisahkan subuh dan setengah terjagaku.
Ini mungkin cinta~
Menyita tiga detik hariku untuk membisikkan namamu, memanggil dalam lirih dan desah nafasku.
~011012~
* * * * * * * * * *
Puisi lainnya: Ketika Harus Mengatakan, "Sorry, Good Bye" Beri Aku Waktu Buntu Ataukah Memang Tak Berujung? Ingin Bumi . . . Hentakan Hujan Muak Gadis Amarah Awal Sebuah Cerita (Sebuah Catatan Untukmu) Back (Naluri yang Tak Hilang) Benci Secret Admirer Perasaan yang Mendalam Lepas
No comments:
Post a Comment