Tidakkah lelah hanya mengintip malu-malu di balik punggung itu?
Mengapa tak kau biarkan cahaya menerangi ayunan jemarimu?
Buatlah seluruh penghuni tahu tentang keberadaanmu...
Hei gadis, coba kulihat tatapan itu!
Sayu, ragu-ragu...
Apa yang kau risaukan?
Mereka?
Biarkanlah mereka sibuk dengan umpatan tak berguna yang salah alamat, tapi jangan biarkan dirimu hanyut dan tenggelam tertelan gundah yang tak tepat!
Gadis...
Pandanglah mataku, angkat wajahmu, dan tegakkan badanmu!
Di dalam sana ada seseorang yang menunggu dengan penuh harap dan telah melakukan lebih banyak dari yang seharusnya.
Ia kini masih sabar menanti seruan yang akan mengajak serta.
Gadis...
Melangkahlah bersama, seirama.
Akan selaras jika kalian tak lagi saling membelakangi.
Gadis...
Tunjukkan pada si pengiba tentang kekuatan yang sesungguhnya.
Hentakkan, mantapkan, jangan lagi ada keraguan!
Sudah!
* * * * * * * * * *
Puisi lainnya: Ketika Harus Mengatakan, "Sorry, Good Bye" Beri Aku Waktu Buntu Ataukah Memang Tak Berujung? Ingin Bumi . . . Hentakan Muak Hujan Amarah Cinta (Aku Malu Mengungkapkannya) Awal Sebuah Cerita (Sebuah Catatan Untukmu) Back (Naluri yang Tak Hilang) Benci Secret Admirer Perasaan yang Mendalam Lepas
No comments:
Post a Comment