Mengapa?
Karena cinta telah menorehkan luka?
Mungkin memang iya...!
Perih yang tercipta dari kesendirian dan ketakadilan yang terhunus jauh ke dalam, sangat dalam!
Jangankan untuk merekahkan senyum, menoleh pun sama sekali tidak.
Puncak dari segala puncak menjadi terakumulasi dalam kesakitan yang kian menebal, mengeras, meradang...
Menenggelamkan titik hitam ke dalam jurang beralaskan deretan duri yang siap menghujam.
Terlampau menyakitkan!
Benci bila harus melihatmu, namun sangat menyakitkan bila harus membencimu!
Bagaimana kau akan kembalikan keadaan ini seperti sedia kala?
Bahkan air mata ini pun kini penuh dengan lelehan nanah dan darah yang kau ciptakan...
Tak mengerti lagi bagaimana harus bertahan dalam tubuh yang tergerus amarah, tergerogoti rasa yang tak seharusnya.
Pergilah...
Menghilanglah...
* * * * * * * * * *
Puisi lainnya: Ketika Harus Mengatakan, "Sorry, Good Bye" Beri Aku Waktu Buntu Ataukah Memang Tak Berujung? Ingin Bumi . . . Hentakan Muak, Hujan, Gadis, Amarah, Cinta (Aku Malu Mengungkapkannya), Awal Sebuah Cerita (Sebuah Catatan Untukmu), Back (Naluri yang Tak Hilang), Secret Admirer, Perasaan yang Mendalam, Lepas
No comments:
Post a Comment