March 4, 2014

Kenapa anak kami....? (Freudian Perspective)

Bukankah naluriah ketika manusia mencari rasa nyaman? Diakui atau tidak dan disadari atau tidak, manusia akan ngelakuin "perbuatan" yang membuat dirinya nyaman, aman, terlindungi. Atau dengan kata lain, manusia akan menghindar/ menjauh dari situasi yang bikin dirinya gak nyaman/ dalam bahaya. Gue rasa itu semacam insting untuk melindungi diri. Tiap makhluk (bukan cuma manusia) pasti punya yang namanya insting melindungi diri, kan?

 Lalu ketika muncul pertanyaan:
  • Kenapa anak-anak lebih senang berdiam diri atau beraktivitas di dalam kamar dibandingkan berkumpul bersama kami (orang tua mereka)?
  • Kenapa anak-anak tidak pernah mau ketika diajak bepergian bersama?
  • Anak gadis saya selalu pulang terlambat. Ia lebih memilih mampir ke rumah neneknya sepulang kerja daripada langsung pulang ke rumah. Kenapa?
  • Sejak anak-anak kecil, kami selalu terbiasa mengajak mereka pergi bersama untuk membangun kedekatan diantara kami (anak dan orang tua) meskipun itu tak selalu bepergian ke tempat yang istimewa. Tapi sekarang, saat mereka beranjak dewasa, kami bahkan bisa dikatakan tak begitu "dekat", jarang sekali kami ngobrol bersama atau bahkan sekedar duduk bersama. Sekalinya kami duduk bersama adalah ketika di dalam mobil, dalam perjalanan ke suatu tempat. Kenapa?
  • Kenapa anak-anak kami hampir tak pernah berbagi cerita apapun tentang sekolah/ kuliah/ pekerjaan/ kehidupan pribadi mereka?
  • Kami (orang tua dan anak-anak) tidak pernah saling mencampuri urusan masing-masing. Apakah itu suatu hal yang baik?
  • Anak kami yang sedang menyelesaikan skripsi hampir selalu "marah" setiap kali kami bertanya tentang kesulitan yang mungkin dialaminya, entah itu yang berhubungan dengan skripsi ataupun kesulitan lain. Kenapa? 
apakah itu berarti anak-anak gak merasa nyaman terhadap orang tua mereka sendiri?

Saat mendapat pertanyaan seperti itu, gue yang sedikit banyak dipengaruhi oleh teori Freud, bakalan ngejawab bahwa hal itu bisa jadi dipengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak-anak mereka saat kecil. Karena yang terjadi saat ini gak lepas dari apa yang terjadi di masa lalu. Ketika orang tua merasa bahwa pola asuh mereka udah cukup "OK", pernahkah hal itu dilihat dari sudut pandang anak mereka? Gimana pendapat mereka, gimana perasaan mereka, apa yang mereka pikirkan, apa alasan mereka melakukan ini/ melakukan itu? Apakah orang tua sering menyelesaikan "permasalahan" dengan marah-marah atau memaksakan pendapat (misalnya) sehingga mereka ngerasa "tidak nyaman"? Orang tua memang membiasakan untuk membawa anak-anak bepergian dalam rangka membangun kedekatan emosional, tapi apakah sebelumnya orang tua menanyakan pendapat anak terlebih dahulu? Apakah anak-anak senang/ mau melakukannya? ~Tapi anak-anak tidak pernah komplen kok!~ Apakah gak komplen berarti mereka senang/ setuju? Mungkin gak sih kalau sebenarnya anak-anak gak berani ngeluarin pendapat karena gak pernah "diberi kesempatan" untuk melakukannya? Kenapa hubungan anda dengan anak-anak seperti "elu-elu, gue-gue" dan mereka gak pernah curhat sama anda? Yup, lagi-lagi pertanyaan itu orang tua sendirilah yang bisa menjawabnya. Gimana orang tua "mendengarkan" anak-anak saat mereka kecil/ remaja?

Jawaban gue mungkin terkesan menyudutkan atau menyalahkan pihak orang tua. Tapi, percayalah gue memang bermaksud gak bermaksud begitu (ups). Gue cuma pengen ngajak untuk memandang masalah ini dari sudut pandang anak (lalu gimana dengan sudut pandang orang tua?). Sekali lagi, bukankah yang terjadi saat ini adalah buah dari benih yang pernah kita tanam di masa lalu? Anak-anak itu ibarat kertas kosong, akan seperti apa isinya tergantung dari orang tua yang berperan penting dalam menggoreskan tinta atau menuangkan gambar.

Jadi, ketika orang tua ngasih ketidaknyamanan pada anak, maka mereka bakalan nyari kenyamanan di tempat lain dengan cara mereka sendiri karena secara naluriah manusia memang punya self defense mechanism. Sekarang pertanyaannya, maukah kita jadi orang tua yang "asing" bagi anak-anak kita sendiri atau jadi orang tua yang "tidak nyaman" buat anak-anak kita? Anak-anak itu meskipun wujudnya "kecil" dan gak seperti orang tua, tapi mereka juga manusia sama seperti orang dewasa. Mereka juga punya perasaan (seperti orang dewasa). ^^ (14/03/04)

No comments: