Puisi . . . :)
Yup, bener banget! Gue lagi pengen ngebahas tentang puisi. Entah sejak kapan pastinya gue mulai suka sama yang namanya puisi, baik itu menikmati (baca) maupun nulis puisi gue sendiri. Yang pasti, sejak suka puisi, gue sering banget ngerasa (tiba-tiba) pengen nulisin sesuatu yang terlintas di kepala, padahal waktu itu gue masih beraktivitas hal lain. Bagi gue, puisi jadi seperti ungkapan perasaan, curahan isi pikiran, dan ekspresi jiwa yang dituangkan lewat kata-kata. Siapapun bisa nulis puisi dengan bentuk bagaimanapun dan berisi apapun yang ingin diungkapkan dengan sebebas-bebasnya tanpa ada batasan. Sedangkan kalau menurut Bang Wiki, Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis dimana bahasa menjadi kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Mungkin yang jadi pembeda antara puisi dengan tulisan biasa/ prosa adalah nilai estetiknya itu. Selain berima atau punya kesesuaian bunyi, kata-kata dalam puisi juga mengandung repetisi (pengulangan), biasanya bertujuan menegaskan atau menguatkan maksud yang ingin disampaikan.
Yup, bener banget! Gue lagi pengen ngebahas tentang puisi. Entah sejak kapan pastinya gue mulai suka sama yang namanya puisi, baik itu menikmati (baca) maupun nulis puisi gue sendiri. Yang pasti, sejak suka puisi, gue sering banget ngerasa (tiba-tiba) pengen nulisin sesuatu yang terlintas di kepala, padahal waktu itu gue masih beraktivitas hal lain. Bagi gue, puisi jadi seperti ungkapan perasaan, curahan isi pikiran, dan ekspresi jiwa yang dituangkan lewat kata-kata. Siapapun bisa nulis puisi dengan bentuk bagaimanapun dan berisi apapun yang ingin diungkapkan dengan sebebas-bebasnya tanpa ada batasan. Sedangkan kalau menurut Bang Wiki, Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis dimana bahasa menjadi kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Mungkin yang jadi pembeda antara puisi dengan tulisan biasa/ prosa adalah nilai estetiknya itu. Selain berima atau punya kesesuaian bunyi, kata-kata dalam puisi juga mengandung repetisi (pengulangan), biasanya bertujuan menegaskan atau menguatkan maksud yang ingin disampaikan.
Puisi-puisi yang sering kita temui sekarang-sekarang ini, disebut sebagai puisi kontemporer. Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Selain itu, puisi kontemporer bisa diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Biasanya memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggap gak begitu penting lagi sehingga puisi kontemporer terkesan lebih bebas dan gak kaku dibandingkan puisi-puisi lama. Dalam puisi kontemporer, para penulis bisa mengungkapkan apapun. Entah kemarahan, kesedihan, kritikan, sindiran, ungkapan cinta, dll.
Salah satu tokoh puisi kontemporer yang gue suka adalah Sutardji Calzoum Bachri. Bisa dibilang, beliau ini adalah Bapaknya puisi kontemporer di Indonesia, terutama karena konsepsinya tentang kata yang hendak dibebaskan dari kungkungan pengertian dan dikembalikan ke fungsi kata seperti dalam mantra. SCB memang punya gaya yang unik dalam menyampaikan setiap puisinya.
Gue sendiri adalah penganut puisi kontemporer multi aliran karena puisi-puisi yang gue bikin umumnya bisa dikategorikan ke dalam berbagai aliran sekaligus. Bicara masalah aliran, ada beberapa aliran dalam puisi yang gue copas dari Ruang Kata Kita.
1. Puisi Imajis
Puisi yang menggambarkan kenyataan yang diungkapkan dalam imaji yang jernih dan jelas. Kata-kata dipilih secara cermat dan efisien. Bahasa yang dipilih adalah bahasa sehari-hari dengan ritme yang tidak mengikat.
Contoh:
Sepisau Mata Mimpimu (karya Wahyu Wiji Astuti)
Kularut beribu sepi pada arus airmatamu
Sepisau mata mimpimu telah punah, aku tak kan cegah kau melangkah
Mundur atau maju adalah sebuah jalan, pun diam, yang kau sebut pilihan
Dulu!
Maaf, kupenjara engkau dalam tunggu yang tak berpintu
Maaf, kurantai langkahmu agar tak pergi
Maaf, kukerangkeng harapanmu agar tak mati
Aku hanya ingin kau ada meski sebatas rindu yang tak berpenghuni
Biarlah kita jaga malam-malam dari mimpi tentang masa depan yang belum tiba agar tak meracuni hati yang perlu ditata
Kelak kuharap kau sadar, pada bola matamu yang selalu binar, aku kan selalu ada.
Di bahumu yang kekar, candaan kita tetap berkelakar
Tapi itu bukanlah seperti mimpi-mimpi yang kau ranumkan, melainkan masa yang seharusnya kita jadikan pahlawan perang
Maaf sayang, berkali-kali rasa itu tiba dan selalu kubunuh dengan logika
Semoga kau paham, ada yang tak bisa aku katakan
Maka biarlah kau rasakan apa yang aku lakukan, tentang pengorbanan dan kerelaan
Sebab bagiku kebahagiaanmu adalah kebahagiaan
Lantas apalagi, kalau semua telah kuberikan?
2. Puisi Ekspresionis
Puisi yang mengungkapkan kenyataan sesuai dengan kehendak batin penyair, merupakan ekspresi jiwa yang lebih bersifat mendarah daging.
Contoh:
Resah (karya Sri Rahayu Harahap)
Serupa menanti malam
pada langit juga belum kelam
tingkah-meningkahi tiap bagian diri
ada benci, sesudahnya cinta kembali
meski sekali waktu menawar tuk berarti
kurasa hidup, tetap tak hidup lagi
bila pun kudatangi Kau kembali
asaku hanya memasti waktu
tentang ajal datang meniba
agar tak terlalu larut kuhirup nyawa
bukan maksudku ingin berpaling
hanya saja, aku tak mampu melawan gigi
3. Puisi Impresionis
Puisi yang mengungkapkan kesan-kesan penyair melihat kenyataan hidup atau peristiwa yang menimbulkan kesan terdlam dalam pikiran, perasaan dan kesadaran penyair
Contoh:
Hanya Nostalgia Masa Depan (Karya Rudi Hartono Saragih)
Tentang mahasiswa penyerabut akar kegelisahan
Mengepak gerigi kehidupan
Senyum dangkal sekejap rinai hari depan
Jika bukan malam menguntai kematian
Serpih pelupuk harapan terkubur di perantauan
Eja juga tak berucap,
Ya, memang dia menelusuri kegelisahan
Hanya mengukir nostalgia masa depan
Sedang sekelumit lara tertoreh dalam-dalam di terik siang
Gerimis juga tak kunjung reda,
Dia juga tak menghujan
Tapi dalam keheningan malam
Berkah dari kondisi jiwa berjalan mengarah timur laut kehidupan
Kata guruku: itu proses kawan…
Bersebab aral memberi arti kehidupan
4. Puisi Realisme Sosial
Puisi yang mengugkapkan kenyataan yang dialami oleh golongan masyarakat tertentu yang tertindas atau menderita.
Contoh:
Habonaron Do Bona (Karya Iis Aprianti)
Aroma tanah yang selalu kucari
tanah Simalungun
tanah Habonaron Do Bona
batak bilang ini tanahku
jawa bilang ini bukan tanahku tapi hidupku
cina dan india bilang ini uangku
bagaimana bisa punya tanah tapi tak bisa hidup
atau hidup tanpa punya tanah
atau hanya cari uang tanpa kedua-duanya
maka katakanlah
jawa, batak, cina dan india
Ini tanah kami, hidup kami dan uang kami
5. Puisi Romantisme
Puisi yang mengungkapkan kemesraan, kesenangan, keindahan tanpa cela. Salam puisi Romantisme perasaan lebih ditonjolkan, cenderung menggambarkan kecantikan, keindahan alam, bunga, sungai, tumbuhan, gunung, daun dan bulan dudasarkan atas kepentingan memperindah kenyataan itu.
Contoh:
Asaku dan Harapanmu (Karya Iis Aprianti)
Sayang, kau masih ingin memangkuku, bukan?
membiarkan aku menggelayut manja
mengurai cerita seperti dulu
kecil hingga remaja selalu kau yang menjaga
menelanjangi sisi tiap sisi,
rongga demi rongga hingga kau tahu semua
masihkah sayang kau padaku?
sayang, sementara aku mengejar cita
biarkan aku berlari sendiri
lepas remaja maka lepaskanlah aku
bukan aku tak sayang lagi padamu
tunggu aku wahai kekasihku
kupersembahkan toga ini padamu
jaga aku dari jauh
walau aku belum bisa menggelayut manja seperti dulu
6. Puisi Naturalisme
Puisi yang mengungkapkan sesuatu sebagaimana adanya sesuai dengan sifat fan keadaan aslinya, tentang manusia, alam lingkungan, benda, binatang dan sebagainya.
Contoh:
Reboisasi (Karya Eka Fitri Lestari)
Apakah yang akan terjadi
Jika hutan yang ada di dunia ini
Hilang begitu saja
Di tebang oleh orang – orang yang
Tidak bertanggung jawab dan
Semua itu akan merusak tatanan
Di bumi ini yang ada
Hutan merupakan paru – paru dunia
Dan mencegah pemanasan global
Jika hutan didunia ini sudah habis
Maka akan terjadi
Banyak bencana yang melanda
Tahukah engkau
Jangan salahkan orang
Pandanglah dari dalam diri mu
Dan resapilah semua ini yang telah terjadi
7. Puisi Deskriptif
Puisi yang mengungkapkan kesan-kesan penyair terhadap sesuatu keadaan/ peristiwa atau benda atau suasana yang dipandang menarik perhatian penyair
Contoh:
Meteor yang Bercerita (Karya Ria Ristiana Dewi)
Langit resah.
Katanya, “Cahaya bergeming tentang meteor yang jatuh di balik awan.”
Silau, belum sempat tergurau…
Mungkin!
Ada suratan tersirat melalui petir-petir
Hingga kiriman terindah itu tak terawang,
Tuhan kerap menulis keindahan alam,
menitip amplop dilayang bersama hujan, terik, dan angkasa yang membelah
Menurunkan sejuta kasih-Nya
Merapi bersuara, menjelma cinta
Lantas itu…
Sirna, seluruh abu bergumul menjadi debu nyawa terbang melayang-layang
Saat gelap menyatu bersama sunyi berdecit pelan di malam hari,
Suara gemuruh ombak menyambung angin daratan bercumbu dengan tanah abang
di desa para pelaut, Mentawai yang biru, Mentawai yang hijau
Lalu…yang lain menggenang lembut di Wasior penuh cinta
Ah…
Di akhir kisah, Tuhan menurunkan meteor pada awan hitam
Menuliskan tentang desah dan gelisah,
tentang pesan dan dosa-dosa yang terangkat bersama terang ekor bintang
8. Puisi Lirik
Puisi yang menceritakan aku lirik atau gagasan diri pribadi penyair, bentuknya tidak bercerita.
Contoh:
Aku Harus Pergi (Karya Dani Sukma A. S)
aku putuskan untuk pergi
meninggalkan dunia yang mendarah dagingku sendiri
dunia imajinasi
dunia fiksi
dunia organisasi
dunia yang telah tertanam dalam sanubari
aku putuskan untuk pergi
sebab aku sudah tak lagi mengenali pikiranku sendiri
aku gagal menantang takdirku sendiri
aku hanya anak petani
aku tak berhak punya mimpi
jadi penabur inspirasi
aku harus pergi
aku sudah merasa tiada arti
aku anjing, aku babi, aku banci!
biarkan aku berlari
berlari... dan terus berlari...
hingga sampai pada ruang sunyi
agar dapat menjelma sebagai pertapa sepi!
aku harus pergi
sejauh mungkin dari hingar bingar nurani
tangis dan air mata adalah saudara kembar abadi
yang selalu siap untuk menemani
kegagalanku sebagai insani
biarkan aku pergi
biarkan aku berlari
biarkan aku sendiri
biarkan aku sunyi
biarkan aku sepi
biarkan aku insyafi
biarkan aku pahami
biarkan aku rasuki
biarkan aku telusuri
makna mati; Atas Namaku Sendiri!
aku jenuh dengan hidupku sendiri
aku jenuh dengan pongahku sendiri
aku jenuh dengan takdirku sendiri!
biarkan aku mati
mati pikir
mati nadir
mati lahir
mati takdir
mati akhir
arrrrrgggghhhhhh!!!!
aku lelah!
aku gundah!
aku resah!
aku gelisah!
aku pasrah!
aku darah!
aku adalah aku
aku adalah diriku
aku hidup atas dasar mauku
Oke, itu dia sekilas tentang puisi kontemporer. Moga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment